Sabtu, 11 Juni 2016

5 KARYA ARSITEKTUR DUNIA


5 KARYA ARSITEKTUR DUNIA

1. Central Building (BMW Plant) di Jerman  karya, Zaha Hadid
Central building BMW Plant terletak di Negara Jerman, terdiri dari ground floor yang sebagian besar diperuntukkan karyawan pabrik dan first floor yang sebagian besar diperuntukkan karyawan BMW. Area bangunan seluas 25.000 m2 dikembangkan dengan pola radial yang diasosiasikan sesuai kondisi perusahaan BMW yang bergerak dinamis. Fasade bangunan dapat dianalogikan sebagai analogi romantik karena menimbulkan kesan eksklusif, kompeten, dan canggih.
Asumsi yang telah melekat bahwa BMW merupakan sebuah merek mobil terkenal dan tercanggih sehingga central building BMW dibangun dengan teknologi mutakhir untuk mendukung kredibilitas perusahaan. Interiornya dibuat sedemikian rupa sehingga memberikan kesan high-tech yang dinamis, kemudian dari segi lighting, menggunakan pencahayaan alami dan dari segi bahan, menggunakan beton bertulang, baja, dan metal. Dari analisa di atas, perusahaan tersebut tergolong bangunan post modern. Hal ini didukung pula oleh konsep peruangan yang ada.

    2.      London Bridge Tower di London Inggris, Karya Renzo Piano
Objek rancangan gedung bergaya pos modern memperhatikan tradisi masa lalu, hal ini dihadirkan Renzo Piano pada puncak menara London bridge tower yang berbentuk seperti tiang kapal yang tinggi. Renzo mengadopsi bentuk tersebut dari kapal layar thames yang Legendaris (yang mengurangi lautan dekat London  bridge) juga diasumsikan dari sebuah puncak gereja. Bangunan karya Renzo ini dapat mempersentasikan teori post modern kedalam tema sejarah dan kesejarahan.

Bangunan seluas 11000 kaki ini berfungsi sebagai galeri seni, pusat pendidikan seni anak, tempat pertunjukkan seni yang dilengkapi toko buku dan kafe. CAC memiliki analogi romantik karena bentuknya yang dinamis seperti puzzle dengan perbedaan level. Tingkat kompleksitas dan kontradiksi bangunan ini cukup tinggi dibanding sekitar, hal ini merupakan salah satu indikator bahwa CAC bangunan post modern. Bangunan post modren ini dikelilingi oleh gedung-gedung bergaya modern yang bentuknya cenderung kotak-kotak dan statis, sehingga CAC yang berkomposisi linear horizontal terlihat menonjol dan dinamis, dimana kedinamisan yang terlihat merupakan hasil dari permainan ruang dalam yang kemudian mempengaruhi fasade luar. CAC menerapkan salah satu teori Wtelo yakni ‘difanitas’ atau kesemrawangan. Penerapannya pada dinding transparan yang materialnya berupa kaca. Sebagai bangunan yang beraliran post modern, CAC masih kontekstual yang diimplementasikan pada fariasi bentuk yang merupakan perpaduan antara bangunan modern (bangunan lama) dan post modern (CAC) dalam hal aksesibilitas, ruang-ruang CAC mudah dijangkau pengunjung. Kemudahan akses tersebut didukung dengan adanya ramp sebagai sarana penghubung antar-ruang. CAC merupakan salah satu bangunan yang menerapkan tekonlogi yang cukup maju. Hal ini dapat dilihat pada konstruksi ruang galeri yang seolah-olah melayang di atas ruang lobi, penggunaan kantilever-kantilever, dan fasade samping yang multy level.

    4.    Vanna Venturi House di Belanda. Karya Arsitek Robert Venturi dan Arthur Jones
Menurut Venturi (1966), bangunan ini menggunakan konsep both end, yaitu rumit dan sederhana, terbuka dan tertutup, besar dan kecil, beberapa elemen yang baik pada saat yang buruk. Pintu masuk utama terletak tepat di bawah void dinding diagonal yang berhadapan bangunan ini di sebut juga ”Big as well as little” maksud nya adalah rumah kecil dengan skala besar. Ruang keluarga yang besar entrance dapat kontras dengan pintu lainya yang lebih kecil. Komposisi abstrak rumah ini hampir semua sama, yaitu komposisi persegi panjang dengan elemen-elemen diagonal dan kurva.

    5.    Price Tower, Bartlesville Oklahoma Perancis, karya Le Corbusier
            Le Corbusier, julukan Charles-Edouard Jeanneret (lahir 6 Oktober 1887, Agustus La Chaux  de-Fonds, Switz.-meninggal 27, 1965, Cap Martin, Perancis), arsitek Swiss internasional berpengaruh dan perencana kota, yang desainnya menggabungkan gerakan fungsionalisme modern dengan ekspresionisme, berani patung. Dia milik generasi pertama yang disebut Internasional sekolah arsitektur dan propagandis mereka yang paling mampu dalam tulisan-tulisan banyaknya. Dalam bukunya arsitektur ia bergabung dengan fungsionalis aspirasi generasinya dengan rasa yang kuat ekspresionisme. Dia adalah  arsitek pertama yang membuat penggunaan dipelajari kasar-cor beton, teknik yang puas seleranya untuk asketisme dan untuk bentuk patung.


Senin, 30 Mei 2016

MAKALAH MODEL LESSON STUDY



MODEL LESSON STUDY

1.      Pengertian Dan Karakteristik
Lesson study merupakan suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun learning community.
Lesson study bukan suatu metode pembelajaran atau suatu strategi pembelajaran, tetapi dalam kegiatan lesson study dapat memilih dan menerapkan berbagai metode/strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi pendidik.
Lesson study dapat merupakan suatu kegiatan pembelajaran dari sejumlah guru dan pakar pembelajaran yang mencakup 3 (tiga) tahap kegiatan, yaitu :
1.      perencanaan (planning),   
2.      implementasi (action)
3.      pembelajaran dan observasi serta refleksi (reflection) terhadap perencanaan dan implementasi pembelajaran tersebut, dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.
Karakteristik lesson study merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran, yang dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar ( learning society ) yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran individual maupun manajerial.
Lesson study sebagai salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.


2.      Kelebihan Dan Kekurangan
Kelebihan lesson study : dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar; memperoleh hasil-hasil tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh para guru lainnya, di luar peserta lesson study; meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif.
Membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya adalah :
a.       mengurangi keterasingan guru (dari komunitasnya), khususnya dalam pembelajaran
b.      meningkatkan akuntabilitas kinerja guru
c.       membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi pembelajarannya
d.      memperdalam pemahaman guru tentang materi pelajaran, cakupan dan urutan materi dalam kurikulum. 
e.       membantu guru memfokuskan bantuannya pada seluruh aktivitas belajar siswa.
f.       menciptakan terjadinya pertukaran pengetahuan para guru tentang pemahaman berpikir dan belajar siswa
g.      meningkatkan kolaborasi pada sesama guru

            Kekurangan lesson study : Beberapa Kekurangan Dalam Pelaksanaan Lesson Study :
a.       belum berawal dari permasalahan pembelajaran yang dialami siswa, dan masih berkutat pada bagaimana mengajarkan suatu materi ajar.
b.      belum berfokus pada pemecahan masalah pembelajaran atau penerapan ide pembelajaran yang mengacu pada pencapaian kompetensi pada aspek kognitif pada level tinggi dan aspek afektif.
c.       kelemahan dalam observasi dan refleksi.
d.      para observer banyak bicara antar observer yang mengganggu konsentrasi belajar siswa.
e.       kemampuan dan ketrampilan observer dalam mengamati aspek-aspek pada aktivitas belajar siswa (misalnya : konsentrasi, motivasi, kepuasan, interaksi belajar) masih perlu ditingkatkan.
f.       dalam kegiatan refleksi, kebanyakan observer menyampaikan kekurangan-kekurangan guru dan kurang menyampaikan bagaimana aktivitas siswa, dan tidak menyampaikan langkahlangkah berikutnya.

3.      Landasan Pemilihan
Pemilihan Landasn Pembelajaran Lesson Study : Setiap model pembelajaran yang dipilih dalam perencanaan pembelajaran mencerminkan urutan pembelajaran yang terjadi . Urutan pembelajaran model deduktif misalnya akan berbeda dengan urutan pembelajaran model induktif. Demikian juga dengan model- model pembelajaran yang lain. Pilihan model pembelajaran ini akan mewarnai penyusunan perangkat pembelajaran , terutama dalam penyusunan skenario pembelajaran dan penyusunan lembar kegiatan siswa.
 Dalam pelaksanaan lesson study penetapan model pembelajaran, terutama yang inovatif diharapkan mampu mengubah paradigma pembelajaran dari pola pembelajaran yang terpusat pada guru menjadi pola pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan murid, baik dalam mengekplorasi gejala, memecahkan masalah maupun dalam proses pembangunan konsep, ecara kooperatif di dalam kelompok, maupun secara individu..
Ada Beberapa Landasan Pemilihan dalam mengimplementasikan lesson study di sekolah, yaitu:
  1. Membentuk kelompok lesson study dengan cara merekrut anggota kelompok dan menyusun komitmen bersama, menyusun jadwal pertemuan, dan menyepakati aturan kelompok
  2. Memfokuskan lesson study yaitu penentuan tema lesson study dengan memperhatikan:
a) kualitas aktual para siswa saat sekarang,
b) kualitas ideal para siswa yang diinginkan pada masa mendatang,
c) adanya kesenjangan antara kualitas ideal dan kualitas aktual para siswa yang menjadi sasaran lesson study.
  1. Merencanakan Pembelajaran, meliputi kegiatan:
a) analisis masalah,
b) menyusun perangkat pembelajaran, dan
c) membuat lembar observasi
  1. Melaksanakan Pembelajaran di kelas dan mengamatinya (observasi), dengan cara:
a) guru yang ditunjuk sebagai guru model mengimplementasikan RPP,
b) guru lain dan pakar sebaga observer dalam implementasi RPP,
c) Dokumentasi proses pembelajaran. Sebagai focus observasi pada aktivitas belajar siswa.
  1. Mendiskusikan dan menganalisis pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini guru senior (fasilitator) atau kepala sekolah sebagai moderator yang memimpin jalannya diskusi. Acara diskusi sebagai berikut:
a. Refleksi dari guru model
b.Masukan observer/pengamat
c. Tanggapan balik dari guru pelaksana atas komentar atau masukan dari observer
d.                        Tanggapan dan saran dari ahli/pakar
  1. Merefleksikan pembelajaran dan merencanakan tahap selanjutnya. Pada tahap ini dilakukan refleksi terhadap kekurangan dalam implementasi RPP dan dilakukan perencanaan ulang berdasarkan kekurangan pada implementasi yang telah dilakukan.

4.      Langkah Pelaksanaan
Pada tahapan ini , terdapat dua kegiatan utama yaitu:
1.               Kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru yang disepakati atau atas permintaan sendiri untuk mempraktikkan rpp yang telah disusun bersama, dan
2.               Kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh anggota atau komunitas lesson study yang lainnya (baca: guru, kepala sekolah, atau pengawas sekolah, atau undangan lainnya yang bertindak sebagai pengamat/observer).
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan, diantaranya:
1.      guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rpp yang telah disusun bersama.
  1. siswa diupayakan dapat menjalani proses pembelajaran dalam setting yang wajar dan natural, tidak dalam keadaan under pressure yang disebabkan adanya program lesson study.
  2. selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pengamat tidak diperbolehkan mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan mengganggu konsentrasi guru maupun siswa.
  3. pengamat melakukan pengamatan secara teliti terhadap interaksi siswa-siswa, siswa-bahan ajar, siswa-guru, siswa-lingkungan lainnya, dengan menggunakan instrumen pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya dan disusun bersama-sama.
  4. pengamat harus dapat belajar dari pembelajaran yang berlangsung dan bukan untuk mengevalusi guru.
  5. pengamat dapat melakukan perekaman melalui video camera atau photo digital untuk keperluan dokumentasi dan bahan analisis lebih lanjut dan kegiatan perekaman tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran.
  6. pengamat melakukan pencatatan tentang perilaku belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, misalnya tentang komentar atau diskusi siswa dan diusahakan dapat mencantumkan nama siswa yang bersangkutan, terjadinya proses konstruksi pemahaman siswa melalui aktivitas belajar siswa. catatan dibuat berdasarkan pedoman dan urutan pengalaman belajar siswa yang tercantum dalam rpp.
5.      Tipe - Tipe Pembelajaran Lesson Study
a.      Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah yang ada di kelas yang akan digunakan untuk kegiatan lesson study dan perencanaan alternatif pemecahannya.
Identifikasi masalah dalam rangka kegiatan lesson study dan perencanaan alternatif pemecahan masalah tersebut berkaitan dengan pokok bahasan (materi pelajaran) yang relevan dengan kelas dan jadwal pelajaran, karakteristik siswa dan suasana kelas, metode/pendekatan pembelajaran, media, alat peraga, dan evaluasi proses dan hasil belajar.
Dari hasil identifikasi tersebut didiskusikan (dalam kelompok lesson study) tentang pemilihan materi pembelajaran, pemilihan metode dan media yang sesuai dengan karakteristik siswa, serta jenis evaluasi yang akan digunakan.
Pada saat diskusi, akan muncul pendapat dan sumbang saran dari para guru dan pakar dalam kelompok tersebut untuk menetapkan pilihan yang akan diterapkan.
Pada tahap ini, pakar dapat mengemukakan hal-hal penting/baru yang perlu diketahui dan diterapkan oleh para guru, seperti pendekatan pembelajaran konstruktif, pendekatan pembelajaran yang memandirikan belajar siswa, pembelajaran kontekstual (CTL), pengembangan life skill, Realistic Mathematics Education, PAKEM, pemutakhiran materi ajar, atau lainnya yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pemilihan tersebut.
Hal yang penting pula untuk didiskusikan adalah penyusunan lembar observasi, terutama penentuan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran dan indikator-indikatornya, yang dilihat dari segi tingkah laku belajar siswa. Aspek-aspek proses pembelajaran dan indikator-indikator itu disusun berdasarkan perangkat pembelajaran yang dibuat serta kompetensi dasar yang ditetapkan untuk dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran.

b.      Tahap Implementasi dan Observasi
Pada tahap ini seorang guru yang telah ditunjuk oleh kelompoknya mengimplementasikan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) di kelas. Pakar dan guru lain melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan perangkat lain yang diperlukan.
Para observer ini mencatat hal-hal positif dan negatif dalam proses pembelajaran, khususnya tentang tingkah laku/belajar siswa. Selain itu dilakukan rekaman video (audio visual) yang mengclose-up kejadian-kejadian khusus kepada siswa atau kelompok siswa selama pelaksaan pembelajaran
Pada saat observasi, observer disarankan untuk melakukan beberapa hal berikut:
1. Mencatat komentar atau diskusi yang dilakukan siswa dan menuliskan nama atau posisi tempat duduk siswa.
2. Membuat catatan tentang situasi ketika siswa melakukan kerjasama atau memilih untuk tidak melakukan kerjasama.
3. Mencari contoh-contoh terjadinya proses konstruksi pemahaman melalui diskusi dan aktivitas belajar yang dilakukan siswa.
4. Mencatat variasi metode penyelesaian masalah dari siswa secara individual atau kelompok, termasuk strategi penyelesaian yang salah.

c.       Tahap Refleksi
Pada tahap ini, guru yang mengimplementasikan rencana pelaksaan pembelajaran diberi kesempatan untuk menyatakan kesan-kesannya selama melaksanakan pembelajaran, baik terhadap dirinya maupun terhadap siswa.
Selanjutnya observer (guru lain dan pakar) menyampaikan hasil analisis dan observasinya, terutama yang menyangkut kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran yang disertai dengan pemutaran video hasil rekaman pembelajaran.
Terakhir, guru yang melakukan implementasi tersebut memberikan tanggapan baik atas komentar para observer.
Hal yang penting pula dalam kegiatan refleksi ini adalah mempertimbangkan kembali rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebagai dasar untuk perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran berikutnya.
6.      Pencegahan Masalah Dalam Penerapan
Mengingat pentingnya Lesson Study sebagai Inovasi Pendidikan, maka perlu diupayakan usahan untuk mengatasi masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas. Menurut Roger (1993), suatu inovasi akan diterima dengan cepat atau tidaknya bergantung kepada hal-hal berikut, yaitu :
a.       Keuntungan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya, dari segi-segi : ekonomi, faktor status sosial, kesenangan atau kepuasan.
b.      Kompatibel, yaitu tingkat kesesuian inovasi dengan nilai, pengalaman, dan kebutuhan penerima.
c.       Kompleksitas, yaitu tingkat kesukaran utuk memahami dan menggunakan inovasi bagi peneriman.
d.      Triabilitas, ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima.
e.       Dapat diamati, ialah mudah tidaknya suatu hasil inovasi.
Sementara keputusan suatu inovasi itu akan diadaptasi atau tidaknya mengikuti 5 langkah, yaitu :
(1) pengetahuan tentang inovasi,
(2) bujukan dan imbauan,
(3) penetapan atau keputusan,
(4) penerapan, dan
(5) konfirmasi.

Berdasarkan asumsi teori tersebut, maka perlu ditinjau dari sudut pandang mana masalah-masalah yang terjadi dalam pelaksanaan Lesson Study sebagai inovasi pendidikan.
A.    Masalah Sumber Daya Manusia
Masalah sumberdaya manusia selalu menjadi hambatan dalam setiap usaha inovasi, baik cara pandang, prilaku, kebiasaan atau peresepsi tentang suatu inovasi. Oleh karena itu, dalam kasus pelaksanaa Lesson Study di Indonesia faktor inisiatif dari guru dan sekolah maapun dinas terkait masih kurang. Beberapa hal yang dapat dilakuakan adalah :
a.       Mengintensifkan kegiatan-kegiatan ilmiah untuk menyebarkan pengetahuan dan pengalaman pelaksanaan Lesson Study.
b.      Melibatkan guru-guru dalam kegiatan ilmiah tersebut.
c.       Mengembangkan model-model percontohan kegiatan Lesson Study.
d.      Meningkatkan partisipasi KKG dan MGMP dalam kegiatan Lesson Study bahkan dapat dijadikan sebagai pelaksana di lapangan.

B.     Masalah Sarana Dan Prasarana
Sarana yang digunakan dalam kegiatan Lesson Study tidak lah sulit untuk dicari. Hanya saja sulitnya mencari sekolah yang memiliki kelengkapan fasilitas yang dibutuhkan terutama di daerah. Biaya yang tidak kalah pentingnya adalah biaya operasional kegiatan yang sering menjadi kendala terutama jika kegiatan Lesson Study tidak berbasis proyek. Beberapa hal yang dapat dialakukan untuk memecahkannya adalah :
a.       Mengembangkan komitmen dinas pendidikan untuk mengalokasikan kegiatan Lesson Study
b.      Mengembangkan komitmen sekolah dalam mengalokasikan biaya operasinal bagi guru yang terlibat dalam Lesson Study
Pihak perguruan tinggi mengembangkan proyek-proyek Lesson Study untuk diajukan pada lembaga-lembaga pemerintah atau internasional.

C.     Masalah Kebijakan Teknis
Kebijakan pelaksanaan Lesson Study sudah direspon dengan baik oleh pemerintah pusat. Hanya saja, pelaksana program pendidikan tingkat daerah belum semuanya mengadaptasi Lesson Study sebagai sebuah inovasi.