QUANTUM TEACHING
Pengertian Quantum Teaching
Quantum adalah
interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Jadi Quantum Teaching
adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar
situasi belajar . Interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang
mempengaruhi kesuksesan siswa, mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa
menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang
lain. Quantum Teaching menguraikan cara-cara baru
yang memudahkan proses belajar guru lewat pemaduan seni dan
pencapaian-pencapaian yang terarah, pada mata pelajaran yang diajarkan. Dengan
menggunakan metode Quantum Teaching, guru akan menggabungkan keistimewaan
belajar menuju bentuk perencanaan pengajaran yang akan melejitkan prestasi
siswa. Selain itu guru juga akan mencintai dan lebih berhasil dalam memberikan
materi.
Quantum
Teaching dapat memaksimalkan usaha pengajaran guru melalui
perkembangan hubungan, penggubahan belajar dan penyampaian kurikulum serta
menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Quantum Teaching merupakan sebuah
program yang mengizinkan pendidik untuk memahami perbedaan gaya pembelajaran
para siswa di kelas.
Sejarah
Munculnya Quantum Teaching
Model
pembelajaran Quantum Teaching muncul di
Super Comp, sebuah program percepatan Quantum Learning yang ditawarkan Learning
Forum. Learning Forum adalah sebuah perusahaan pendidikan internasional yang
menekankan perkembangan keterampilan akademis dan keterampilan pribadi (De
Porter, 1992). Selama dua belas hari (menginap), siswa-siswa mulai usia 9 tahun
sampai 24 tahun memperoleh kiat-kiat yang membantu mereka dalam mencatat,
menghafal, membaca cepat, menulis, berkreatifitas, berkomunikasi dan membina
hubungan serta kiat-kiat yang meningkatkan kemampuan mereka menguasai hal-hal
dalam kehidupan. Hasilnya menunjukkan bahwa murid-murid yang mengikuti Super
Comp mendapatkan nilai yang lebih baik, lebih banyak berpartisipasi, dan lebih
bangga akan diri mereka sendiri (Vos Groenendal).
Azas dan Prinsip Quantum Teaching
1. Azas
Azas Quantum
Teaching adalah “ Bawalah Dunia Mereka Ke Dunia Kita, Dan
Antarkan Dunia Kita Ke Dunia Mereka “. Maksudnya adalah guru harus bisa
memasuki dunia murid sebagai langkah awalnya. Caranya adalah dengan mengaitkan
apa yang guru ajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang
diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi, atau
akademis. Selain kaitan itu terbentuk, guru dapat membawa muridnya ke dalam
dunia guru, dan memberi mereka pemahaman mengenai isi dunia itu, maka kosa kata
baru, model mental, rumus dan lain-lain dapat dibeberkan. Dengan pengertian dan
pemahaman yang lebih luas, siswa dapat membawa apa yang mereka (murid) pelajari
ke dalam dunia mereka.[2] Quantum Teaching tidak hanya menawarkan materi yang
harus dipelajari siswa, tetapi siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan
hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar.
2. Prinsip
Quantum Teaching
Dalam Quantum Teaching
terdapat beberapa prinsip, diantaranya :
a. Segalanya
berbicara
Maksudnya adalah lingkungan
kelas, bahasa tubuh, dan bahan pelajaran semuanya menyampaikan pesan tentang belajar
.
b. Segalanya
bertujuan
Dalam pembelajaran hendaknya
siswa diberitahu apa tujuan mereka mempelajari materi yang dipelajari sehingga
siswa berusaha untuk dapat mencapai tujuan tersebut.
c. Pengalaman
sebelum konsep
Dari pengalamang dan siswa
akan diperoleh banyak konsep yang akan membantu proses belajar mengajar.
d. Akui setiap
usaha
Guru hendaknya menghargai usaha
siswa sekecil apapun agar siswa tidak mudah putus asa.
e. Jika layak
dipelajari, layak pula dirayakan
Guru harus memberi pujian pada siswa
yang terlibat aktif pada pelajaran yang diajarkan, misalnya dengan memberi
tepuk tangan, berkata : bagus!, baik !.
Quantum
Teaching sangat menekankan pentingnya bahasa tubuh, seperti
tersenyum, kepala ke atas, mengadakan kontak mata dengan siswa, serta humor
yang bertujuan agar kegiatan belajar mengajar tidak membosankan.
Kerangka Belajar Mengajar dalam
Quantum Teaching
Menurut Dobbi Deporter , kerangka belajar mengajar
dalam Quantum Teaching adalah :
1. Tumbuhkan
Tumbuhkan minat belajar siswa dengan
memuaskan rasa ingin tahu siswa dalam bentuk Apakah Manfaatnya BAgiKu
(AMBAK). Tumbuhkan suasana yang menyenangkan di hati siswa, dalam suasana
relaks, tumbuhkan interaksi dengan siswa, masukkan ke alam pikiran mereka dan
bawalah alam pikiran mereka ke alam pikiran Anda, yakinkan siswa mengapa harus
mempelajari ini dan itu, belajar adalah suatu kebutuhan siswa, bukan suatu
keharusan.
2. Alami
Ciptakan dan datangkan pengalaman
umum yang dapat dimengerti semua siswa. Guru harus mengetahui cara terbaik agar
siswa memahami informasinya, misal dalam pembelajaran fisika, siswa diberi
percobaan berjudul membuat es puter tanpa freezer. Percobaan itu bertujuan
menjelaskan konsep titik lebur es pada materi suhu dan kalor. Alat dan bahannya
mudah didapatkan. Misalnya, kaleng besar bekas biskuit, baskom, es batu, garam
dapur, dan bahan es puter (gula, susu, santan, serta essen perasa).
Dengan petunjuk kerja dan daftar pertanyaan yang telah disiapkan untuk membimbing,
para siswa menemukan dan membuktikan konsep mengenai titik lebur es. Mereka
akhirnya akan berpikir untuk membekukan es puter tersebut tanpa menggunakan
freezer. Untuk membekukan es puter, diperlukan air bersuhu di bawah 0 derajat
celcius yang diperoleh dari es batu yang diberi garam. Artinya, siswa akan
paham, dengan adanya pemberian garam (untuk membekukan es puter), titik lebur
es akan berubah dari 0 derajat menjadi di bawah 0 derajat. Mereka jadi paham
titik lebur es dipengaruhi oleh kemurnian zat.
3. Namai
Setelah siswa melalui pengalaman
belajar pada kompetensi dasar tertentu, mereka kita ajak untuk menulis di
kertas, menamai apa saja yang telah mereka peroleh, apakah itu informasi,
rumus, pemikiran, tempat dan sebagainya, ajak mereka untuk menempelkan
nama-nama tersebut di dinding kamar tidurnya.
4. Demonstrasi
Setelah siswa mengalami belajar akan
sesuatu, beri kesempatan kepada mereka untuk mendemonstrasikan kemampuannya,
karena siswa akan mampu mengingat 90 % jika siswa itu mendengar, melihat dan
melakukan. Melalui pengalaman belajar siswa akan mengerti dan mengetahui bahwa
dia memiliki kemampuan dan informasi yang cukup.
5. Ulangi
Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “Aku tahu bahwa aku
tahu hari ini !”. Pengulangan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan
konsep multi kecerdasan.
6. Rayakan
Perayaan adalah ekspresi dari kelompok seseorang yang telah berhasil
mengerjakan sesuatu tugas atau kewajiban dengan baik. Seperti muslim setelah
menunaikan ibadah puasa selama satu bulan penuh, mereka merayakan hari
kemenangan dengan Iedul Fitri. Maka sudah selayaknya jika siswa sudah
mengerjakan tugas dan kewajibannya dengan baik untuk dirayakan lewat : bertepuk
tangan atau bernyanyi bersama-sama.
Dari kerangka belajar mengajar dalam Quantum Teaching tersebut, ada empat ciri
sebagai berikut :
1.Adanya unsur demokrasi dalam
pengajaran.
Hal ini terlihat bahwa dalam Quantum Teaching terdapat
unsur kesempatan yang luas kepada seluruh siswa untuk terlibat aktif dan
partisipasi dalam tahapan-tahapan kajian terhadap suatu mata pelajaran.
2. Sebagai
akibat dari ciri yang pertama, maka memungkinkan tergali dan terekspresikan
seluruh potensi dan bakat yang terdapat pada diri si anak.
3. Adanya
kepuasan pada diri si anak. Hal ini terlihat dari adanya pengakuan terhadap
temuan dan kemampuan yang ditunjukkan oleh si anak, sehingga secara
proporsional.
4. Adanya unsur
pemantapan dalam menguasai materi atau suatu ketrampilan yang diajarkan. Hal
ini terlihat dari adanya pengulangan terhadap sesuatu yang sudah dikuasai si
anak.
5. Adanya unsur
kemampuan pada seorang guru dalam merumuskan temuan yang dihasilkan si anak,
dalam bentuk konsep, teori, model, dan sebagainya pada situasi baru.
Hakekat Quantum Learning
Quantum
learning adalah seperangakat metode dan falsafah belajar yang telah terbukti
efektif di sekolah dan bisnis bekerja untuk semua orang, dan segala usia.
Prinsip quantum learning adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi
hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif
maupun negatif. Pemercepatan belajar didefinisikan sebagai “memungkinkan siswa
untuk belajar dengan kecepatan mengesankan, dengan upaya yang normal dan
dibarengi dengan kegembiraan. Quantum learning mencakup aspek-aspek penting
dalam program neurolinguistik(NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana
otak mengatur informasi. Quantum learning adalah gabungan yang sangat seimbang
antara bekerja dan bermain, antara rangsangan internal dan eksternal, dan
antara waktu yang dihabiskan di zona yang aman.
Beberapa Petunjuk Dalam Quantum Learning
- Melihat sekilas
Sebelum membaca, lihat materi bacaan secara sekilas
pada malam sebelumnya, dan lihat kembali catatan sebelum memulai pelajaran di sekolah.
- “Inilah saatnya”
Manfaatkan setiap waktu, jadikan semua subjek menarik,
dan bersikap kreatif.
- Tempat belajar
Belajarlah di tempat dan pada waktu yang teratur.
- Gunakan musik
Musik membantu belajar lebih banyak.
- Istirahat
Setiap setengah jam lakukan istirahat 5 menit.
- Rencanakan sebelumnya
Gunakan kalender untuk mempersiapkan ujian.
- Berdiri dan duduk dengan tegak
Ketika memasuki ruangan, berjalanlah dengan tegak agar
merasa yakin.
- Kegagalan adalah umpan balik
Umpan balik adalah informasi yang diperlukan untuk
mendapatkan keberhasilan.
- Sikap
Kita dapat memperoleh lebih banyak daripada yang kita
harapkan, kalau kita memusatkan pikiran kita.
Kelebihan Dan Kekurangan Quantum
Teaching
Kelebihan :
a. Memberikan kesempatan pada sisiwa
untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi yang dimiliki sisiwa sehingga
sisiwa terlibat aktif dalam PBM.
b. Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreatif
c. Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari.
d. Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa tidak ditentukan oleh guru.
e. Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
f. Membantu siwa bekerja dengan efektif dalam kelompok.
g. Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu maupun kelompok.
b. Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreatif
c. Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari.
d. Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa tidak ditentukan oleh guru.
e. Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
f. Membantu siwa bekerja dengan efektif dalam kelompok.
g. Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu maupun kelompok.
Kekurangan :
a. Dalam pemilihan informasi atau
materi dikelas didasarkan pada kebutuhan siswa padahal,dalam kelas itu tingkat
kemampuan siswanya berbeda-beda sehinnga guru akan kesulitan dalam menetukan
materi pelajaran karena tingkat pencapaianya siswa tadi tidak sama
b. Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam PBM
c. Dalam proses pembelajaran dengan model CTL akan nampak jelas antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan kurang, yang kemudian menimbulkan rasa tidak percaya diri bagi siswa yang kurang kemampuannya
d. Bagi siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran dengan CTL ini akan terus tertinggal dan sulit untuk mengejar ketertinggalan, karena dalam model pembelajaran ini kesuksesan siswa tergantung dari keaktifan dan usaha sendiri jadi siswa yang dengan baik mengikuti setiap pembelajaran dengan model ini tidak akan menunggu teman yang tertinggal dan mengalami kesulitan.
e. Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki dengan penggunaan model CTL ini.
f. Kemampuan setiap siswa berbeda-beda, dan siswa yang memiliki kemampuan intelektual tinggi namun sulit untuk mengapresiasikannya dalam bentuk lesan akan mengalami kesulitan sebab CTL ini lebih mengembangkan ketrampilan dan kemampuan soft skill daripada kemampuan intelektualnya.
g. Pengetahuan yang didapat oleh setiap siswa akan berbeda-beda dan tidak merata.
h. Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi karena dalam CTL ini peran guru hanya sebagai pengarah dan pembimbing, karena lebih menuntut siswa untuk aktif dan berusaha sendiri mencari informasi, mengamati fakta dan menemukan pengetahuan-pengetahuan baru di lapangan
b. Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam PBM
c. Dalam proses pembelajaran dengan model CTL akan nampak jelas antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan kurang, yang kemudian menimbulkan rasa tidak percaya diri bagi siswa yang kurang kemampuannya
d. Bagi siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran dengan CTL ini akan terus tertinggal dan sulit untuk mengejar ketertinggalan, karena dalam model pembelajaran ini kesuksesan siswa tergantung dari keaktifan dan usaha sendiri jadi siswa yang dengan baik mengikuti setiap pembelajaran dengan model ini tidak akan menunggu teman yang tertinggal dan mengalami kesulitan.
e. Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki dengan penggunaan model CTL ini.
f. Kemampuan setiap siswa berbeda-beda, dan siswa yang memiliki kemampuan intelektual tinggi namun sulit untuk mengapresiasikannya dalam bentuk lesan akan mengalami kesulitan sebab CTL ini lebih mengembangkan ketrampilan dan kemampuan soft skill daripada kemampuan intelektualnya.
g. Pengetahuan yang didapat oleh setiap siswa akan berbeda-beda dan tidak merata.
h. Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi karena dalam CTL ini peran guru hanya sebagai pengarah dan pembimbing, karena lebih menuntut siswa untuk aktif dan berusaha sendiri mencari informasi, mengamati fakta dan menemukan pengetahuan-pengetahuan baru di lapangan
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.
Jadi Quantum Teaching adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi yang
ada di dalam dan di sekitar situasi belajar .
2. Azas
Quantum Teaching adalah guru harus bisa memasuki dunia murid sebagai
langkah awalnya
Ada beberapa prinsip Quantum Teaching yaitu :
a. Segalanya
berbicara
b. Segalanya
bertujuan
c. Pengalaman
sebelum konsep
d. Akui setiap
usaha
e. Jika layak
dipelajari, layak pula dirayakan
3. Menurut
Dobbi Deporter , kerangka belajar mengajar dalam Quantum Teaching adalah :
Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi, Rayakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar